Thursday, January 18, 2018

AKU DAN KOREA : ALL ABOUT "KULIAH di KOREA"

Assalamualaikum
Hai haiii,

Di tulisan ini aku mau cerita tentang "AKU DAN KOREA", kali ini part kuliah, dan insyaAllah bakal ada part-part lain, hehhhe udah kayak buku aja ya.
Tapi mungkin judul sama isinya jakasembung alias engga nyambung, yaa mohon maap ye. hehhehe

Apa sih yang harus di ketahui sebelum melanjutkan kuliah di Korea?
Setelah googling, aku jarang menemukan duka-nya berkuliah di Korea, ya kali ya suram banget, duka cita kuliah di Korea, hehhehe, bukan duka cita sih lebih ke realita ya pasti ada suka, seneng, bahagia, sedih, kecewa, tertekan, dll, namanya juga hidup, yang penting kan kita bisa bangkit dan mengambil hikmah dari semua kejadian yang kita alami dan lalui.

Tapi aku disini mau ngeshare lebih tentang gimana sih hidup dan mencari ilmu di Korea, gimana aku bisa sampai ke Korea, dan fakta tentang beasiswa Professor. hehhehe Yang aku tulis disini, apa yang aku tau, ada yang pengalaman sendiri, ada juga dari pengalaman teman atau menjadi saksi sendiri gimana kita semua berjuang untuk menggapai tujuan kita disini.

Salah satu halte bus di Chungnam National University


Korea dari sudut pandang "orang AWAM"
Orang awam disini ialah orang yang mengetahui Korea dari Drama hehhehe atau orang yang udah fanatik banget sama Korea. Korea memframing dirinya menjadi negara yang sangat indah, indah tempatnya, indah orang-orangnya, indah nasib nya, dan indah untuk hidup, melalui drama Korea yang sangat apik menyampaikan pesan itu ke pononton. Korea saat ini menjadi tujuan bagi banyak orang  Indonesia, entah itu untuk travelling atau untuk mencari ilmu alias kuliah. 

Mengapa "aku" kuliah di sini?

Sebelum aku lulus S1, tidak ada keinginan untuk melanjutkan ke S2, keinginanku hanya kerja, kerja dan kerja. Dulu cita-citaku jadi direktur salah satu BUMN di Indonesia. hahha tapi sepertinya sekarang sudah berubah, cita cita? ngikut suami ke mana aja deh. hehhehe 

Ada beberapa hal yang membuatku sedikit ada rasa menyesal, tapi yaa sudah berlalu, jadi diambil hikmahnya ajaa ^^. 
- Tidak ada persiapan apa-apa sebelum lulus: misalnya persiapan bahasa inggris yang mumpuni
- Tidak ada persiapan mencari info-info beasiswa (namanya juga belum niat S2 ya)
- Terlalu terburu-buru lulus

Cari kerja: setelah lulus, aku apply ke beberapa perusahaan FMCG alias perusahaan makanan (prioritas utama) dan beberapa perusahaan lain. Aku saat itu, engga banyak apply karena "mungkin" terlalu banyak pertimbangan, entah karena engga sesuai bidang atau karena kurang sreg dengan jam kerja nya dll. Kalau daftar kerja dan tes: ada yang engga ketrima alias ditolak, kalau engga, aku yang mundur dari tes tahap selanjutnya (alasannya?banyak) hehhehe, maaf ya galuan.

Dan disaat yang sama, mungkin bulan Juni, salah satu Prof di kampus ku posting tentang kesempatan berkuliah di Korea Selatan. Engga tau kenapa, tiba-tiba tertarik aja, bukan karena Korea Selatan-nya juga. (mungkin sudah takdirnya...) hehhehe Lalu aku langsung menghubungi beliau buat cari info lebih lanjut. Lalu, aku dikasih alamat email Professor yang cari mahasiswa. Dengan kemampuan bahasa inggris yang terbatas, aku kirim email yang isi nya mengutarakan niat untuk lanjut S2, tanya tentang nanti disana mempelajari tentang apa, biaya nya gimana dll. Dan ternyata langsung direspon dengan baik, pertama-tama, Prof meminta CV dan Transcript, dan menjelaskan mengenai "topik" yang nanti dipelajari dan apa aja biaya-biaya yang ditanggung. 

Lalu, ngobrol ke keluarga, ternyata keluargaku sangat mendukung, walaupun artinya mereka harus mengeluarkan biaya lagi demi aku. Karena biaya persiapan ke Korea (visa, dll) dan akomodasi, harus ditanggung sendiri. Selain itu, pasti aku juga membutuhkan uang saku dan kenyataannya aku masih butuh tambahan uang di beberapa bulan pertama di Korea. hihihi
Email terakhir dari Prof (Korea), aku harus nungggu sampai bulan November 2014 untuk apply spring semester 2015 (awal semester di Korea yang spring mulainya bulan Maret).

Waktu tunggu? Sambil nunggu kepastian kuliah di Korea, awal-awal aku masih galau gitu. hahha Sekitar bulan Juli, aku lolos tes tahap akhir di perusahaan Nestle. Jadi lah tambah galau kuliah engga ya, dan aku sejujurnya masih takut, ini beneran engga sih, aku bakal kuliah di Korea. hihhihihi Lalu aku udah sempet memilih untuk kerja. Lalu Profku (Korea) ngasih kesempatan lagi aku untuk berfikir, dan alasan terbesarku mengapa jadinya aku memilih untuk kuliah adalah Ibuku.

Ibuku adalah wanita yang sangat hebat, pintar dan sangat sabar. Namun Ibuku terpaksa putus sekolah sebelum bisa tamat SMP, karena alasan finansial. Dan Ibuku bilang gini: Ibu ini orang yang tidak makan sekolah (artinya engga bersekolah), dan ibu hanya ingin salah satu anakku bisa sekolah tinggi. Hatiku menangis, mendengar ibuku bilang gitu, karena hanya aku "mungkin" yang bisa mewujudkan cita-cita ibuku dan punya kesempatan. Oke...Sekolah lagi!!! Semangat!!! ^^

Saat aku dah beneran yakin buat Kuliah, aku udah merelakan semua kesempatan kerja saat itu seperti CPNS, BUMN, dll. Teman-temanku yang lain pada coba CPNS, aku sibuk dengan berjualan baju online. hihihihi, sebelum aku hijrah ke Korea, aku menyibukkan diri dengan jualan baju online. Tapi aku produksi sendiri, dari cari bahan, ke penjahit, dan cari customer. hehhehe sekarang bisnis online nya di pegang oleh kakakku. Waktu berjalan sangat cepat hingga akhirnya tanggal 23 Febuary 2015, aku berangkat ke Korea seorang diri. 

Ke Korea bukan pertama kalinya buat aku. Sebelumnya, di tahun 2013, aku pernah ke Korea 2 hari 1 malam, jalan jalan singkat yang dikemas dengan kata transit pesawat. Pada saat itu, aku ikut salah satu kegiatan di Jepang selama hampir sebulan, kebetulan akomodasinya menggunakan Asiana airlines, karena transitnya lama, jadi kita sekalian jalan-jalan ke Korea, nginep sehari.

Saat itu, tidak ada niatan atau bayangan akan kuliah lagi di Korea, hanya sempat sedikit bergumam sendiri, sepertinya asik juga tinggal di suatu tempat yang baru dengan suasana yang baru, bertemu orang yang baru, pasti akan sangat menantang, pikirku saat itu. Dan ada cerita sedikit, salah satu rekanku adalah sosok yang sangat aktif di organisasi tingkat nasional, dan memiliki kepercayaan yang tinggi, orang pinter lah, engga kaget kalau punya banyak temen yang keren-keren. Lalu saat di Korea, dia diajak jalan-jalan sama temennya yang merupakan mahasiswa Indoesia yang lanjut kuliah di Korea. Dan Aku hanya membatin, "whooo kerenn, punya temen pinter-pinter yang bisa kuliah di luar negeri". hahha Jeleknya, aku sedikit ada rasa pingin diajak jalan juga, tapi kenyataan tak seindah harapan, siapa akuu ya minta diajak jalan-jalan. hahhaha Sejatinya, aku kurang banyak bergahul dengan orang-orang yang sangat aktif di luar kegiatan kampus, tingkat universitas saja engga apalagi yang tingkat nasional. hahhaha. (jangan dicontoh ya). Akhirnya aku hanya berjalan-jalan disekitar hotel dengan teman seperjuangan sejurusan, namanya "isna" hehhe, sambil ketawa-ketawa dengan bercandaan yang engga jelas.

Aku sadar, aku adalah salah satu orang yang beruntung, beruntung bisa memperoleh kesempatan bersekolah disini, bertemu dengan orang-orang hebat dan pintar. Hal yang sangat penting disini ialah impian, berusaha, dan berusaha menjadi orang yang baik. Orang yang baik itu sangat luas, berusaha menjadi hamba Allah yang baik, menjadi anak yang baik untuk orang tua nya, menjadi adik/kakak yang baik untuk saudaranya, menjadi sahabat baik untuk sahabatnya, dan menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Terakhir adalah kesempatan dan gahul "dalam arti sebenernya", gahul disini adalah orang-orang yang selalu mencari informasi dan mencari kesempatan itu, apalagi dunia internet makin terdepan, tingal search di google, semua informasi sudah tersedia.

Namun fenomena yang sekarang, yang sering aku temui ialah, daripada mencari informasi, mereka lebih suka bertanya ke temen-temen yang sudah berkuliah disini. Kalau pendapat aku pribadi, hal itu kurang baik sih, karena mahasiswa master atau phd pasti sibuk dan banyak yang harus dipikirkan serta dilkaukan. Lebih baik, temen-temen mencari dulu informasi-informasi generalnya, lalu kalau sudah paham yang general contohnya jenis-jenis beasiswa dan gimana cara applynya, kalau mau tanya yang lebih spesifik misalnya kebetulan Professornya sama atau bidang ilmu nya sama, lalu baru bertanya, itu menurutku lebih baik.

Kehidupan sosial  ("aku") di Korea 
Kalau cerita tentang kehidupan mahasiswa di Korea, bener-bener nano-nano, ada yang manis dan ada yang asem. hehhehe, Awal aku dateng itu buan Febuary 2015, yang masih dingin brrrrrrrrr. Empat bulan pertama di Korea, aku tinggal di dorm, karena sebelumnya aku belum kenal baik dengan mahasiswa Chungnam, cuma kenal 1 mahasiswa dan kebetulan dia sangat sibuk. Jadi semua persiapan ku di Korea, dibantu sama temen labku, Alhamdulillah ya,

Hari pertama merupakan hari yang sangat tidak terlupakan, karena aku bener-bener buta banget tentang Korea dan kehidupan disini.  Jadi temenku yang orang Korea hanya mengantarkan aku sampai pintu gedung dan dia pergi. Jadi aku bener-bener bingung dan cengong kayak orang bodoh. Ternyata di Dorm itu engga semua perlengkapan hidup disediakan dan aku engga prepare apa-apa. Di dorm hanya ngasih 1 sprei, engga ada bantal ataupun selimut, dan aku engga bawa selimut, hanya bawa selembar jarik, sedihh amat ya, hahha. Lalu, ternyata untuk pakai internet dorm, harus ada kabel LAN, dan aku engga ngerti harus beli dimana, ngomongnya gimana juga mene ketehe.
Rasanya whaoooooo banget sedih nan kesal karena g bisa ngpa2in, dan aku dingin-dingin berusaha nyari wifi diluar gedung, dan tiba-tiba ada yang ngajak ngomong dan bilang dia kenal sama orang Indonesia juga, rasanya seperti diselamatkan dalam hutan yang gelap, dan akhirnya aku ketemu mba Teta, sambil cerita dan aku jadi nangis termehek mehek. hahhaha saking engga kuatnya. Setelahnya aku dikenalkan sama temen-temen Indonesia lainnya, lalu aku diajak belanja-belanja perlengkapan rumah. Alhamdulillah ^^
Agar temen-temen baru tidak merasakan hal yang sama, jadi aku bikin "guide kehidupan di chungnam" walaupun masih ala kadarnya, semoga minimal bisa membantu, aku kasih ke temen-temen yang mau lanjut kuliah di Chungnam. hehhehe isinya ya seputar bayangan kehidupan di Chungnam, pilihan tempat tinggal, gimana cara beli no HP, apa aja yang perlu disiapkan atau dibawa dari Indonesia, dll.

Setelah mengenal temen-temen yang di Chungnam (mahasiwa Indonesia-nya), kita seperti keluarga, sering mengadakan makan bareng, cerita keluh kesah di Lab, saling kasih support dan siap saling membantu. Tanpa mereka, aku engga bisa membayangkan gimana hidup sendiri di negara yang keras ini, hahahaha lebay...
Kebanyakan temen-temen di Chungnam juga memiliki ceritanya sendiri di Labnya. Ada yang digajinya telat, ada yang temen Korea nya bikin bete, ada yang Profnya baik banget, macem-macem deh. Cara kita bertahan dari stress di lab, yaaa ini, kumpul-kumpul dan saling curhat. hehhehe
Ada lagi nih yang spesial dari anak-anak Chungnam, walaupun kita dikit jumlahnya, tapi kita kompak banget, rame, aktif, pokoknya kalau udah kumpul engga pernah deh garing atau kehabisan bahan obrolan......^^

Kehidupan di LABORATORY
Kalau ini beneran cerita tentang life cycle nya kalau jadi mahasiswa science atau engineering disini. Kehidupan kita, sebagian besar kita habiskan di Lab, udah kayak kerja broh. Berangkat jam 9, pulang jam 6 dari hari senin sampai jumat, itu aja kalau kamu sangat beruntung. Kalau yang kurang  beruntung, jam kerja bisa 12 jam dan hari sabtu juga disuruh masuk, nasib yaa. Tapi Alhamdulillah, kalau di labku yang standar aja. hehhehe
Kalau di Chungnam, sistemnya masih pakai bahasa Korea, jadi kalau yang engga bisa bahasa korea kayak aku gini, sungguh kadang suka marah pada diri sendiri, kenapa sih g bisa bahasa korea, dan di jawab sendiri, susahh..hhahhaha
Karna pakai bahasa korea, jadi aku sering banget minta tolong ke temenku Korea buat bantuin daftar-daftar ini itu, atau sekedar ngisi mata kuliah yang ingin di ambil. Intinya, aku jadi engga bisa mandiri dan selalu merepotkan orang lain.
Tiap lab, biasanya juga punya sistem yang beda-beda. Ada yang sistemnya tiap mahasiswa diikutkan dalam proyek tertentu dan ada juga yang Prof nya hanya ngasih apa yang kita harus teliti dan kita kembangin sendiri. Biasanya mahasiwa yang dibawah proyek, tingkat stresnya lebih tinggi, karena biasanya dikejar-kejar deadline gitu.
Selain harus stay di Lab ngerjain proyek. Kita juga harus ambil kelas untuk kelulusan kita. Jadi kadang kasihan sih sama temen-temen yang sibuk di lab dan dapet tugas banyak di kelas. Kalau aku sih, malah lebih suka di kelas daripada di Lab. hahhaha

Biaya hidup di Korea
Kalau dibanding dengan biaya hidup di Jogja atau kota kecil, mungkin jatuhnya sangat mahal di Korea. Tapi sebenernya kalau dibanding sama Jakarta dengan pergahulan yang sangat up to date nan kekinian, hidup di Korea, sama aja sih. Tapi ingat ya teman-teman, bisa nabung tidaknya itu tergantung kita, tergantung gaya hidup yang kita pilih. hehhe

Pendapatan mahasiswa pada umumnya: (Setiap Bulannya), ini hanya kisaran ya, setiap Prof biasanya punya standarnya masing-masing dan yang aku ceritakan hanya untuk master student. Kalau phD paling bedanya cuma 100-200rbu won.

Beasiswa Professor:
    - Tipe I: sekitar 800.000 - 1.000.000 won (master), Tapi HARUS MEMBAYAR tuition fee sendiri, tipe ini biasanya kalau kita kuliah di universitas negeri (public university), biaya tuition fee nya untuk master sekitar 2.400.000 won. Kalau hitungan kasar, kita harus save sekitar 400.000 won per bulan, jadi sisanya bisa buat biaya hidup dan rumah sekitar 400.000-600.000.
     - Tipe II: sekitar 450.000-600.000 won (master) hanya untuk living cost, sedangkatn tuition fee nya udah dibayar sama lab atau gratis dari kampus nya. Biasanya kampus swasta nngasih free tuition fee untuk mahasiswa sing dan memiliki nilai GPA yang baik.

Beasiswa KGSP dan KGPA
     - Buat biaya hidup aja 1.000.000 won, belum juga kalau memiliki TOPIK diatss 5 (khusus penerima beasiswa KGSP), akan mendapatkan tambahan 100.000 per bulan. Sepertinya lho, ada uang buat bikin tugas akhir, beli buku, dll. Karena aku bukan penerima beasiswa ini jadi aku engga terlalu tau. Tuition fee nya udah langsung dibayar sama pihak pemberi beasiswa.

Pengeluaran:
Aku akan ngasih range pengeluaran tiap bulannya.
Sewa rumah one room sekitar 200.000-300.000 won dan prepare 30.000-50.000 untuk membayar listrik dan gas. Tiap one room memiliki fasilitas yang berbeda.
Kalau di dorm, ada dorm yang murah dan ada yang mahal, tergantung universitasnya, mungkin berkisar 150.000 - 300.000 won. Beda nya di dorm, kita engga perlu deposit, tapi kalau tinggal di one room alias sewa rumah gitu, kita perlu ngasih deposit yang jumlahnya kurang lebih 1.000.000 won.

Makan, kisaran harga makan standar seperti makan sundubu atau ikan ialah 4000-8000 won untuk sekali makan.
Kalau misal 2X sehari makan diluar terus, kita udah menghabiskan 15.000 won, dihitung 1 bulan ada 30 hari, dalam sebulan kita akan habis 450.000 hanya untuk makan. Kalau gajinya cuma 400.000 engga cukup dong ya, belum buat bayar rumah. hehhe

Jauh akan lebih hemat kalau kita masak sendiri, harga-harga sayur engga begitu mahal, dan ayam atau daging halal juga mudah untuk diperoleh. Sekarang online halal shop udah banyak hehhe jadi tenang.
Bagaimana kita nya aja mengatur keuangan kita, bisa nabung atau engga, cukup atau engga cukup, semua kita yang menentukan.
Kalau aku pribadi dengan uang 600.000 won per bulan, apakah cukup? Alhamdulillah cukup dan bisa nabung dikit-dikit, udah habis kalau sekarang, buat nikah. hahhaha

Beasiswa di Korea
Sebelum aku bahas singkat tentang beasiswa di Korea. Kita harus jelas memahami travelling dan kuliah itu hal yang sangat berbeda. Kalau buat travelling, Korea emang oke, banyak tempat yang cantik untuk dikunjungi, empat musim yang makin membuat excited yang kita engga pernah rasakan di Indonesia. Tapi kalau hanya pernah travelling beberapa hari lalu menyimpulkan bahwa Korea merupakan tempat yang nyaman untuk hidup, anda salah besar. Walaupun dimanapun, kita hidup atau tinggal pasti punya tantangan dan cobaan, namanya juga hidup. hehhehe

Kuliah? kalau kuliah kan pasti tinggal lama di sini, minimal 2 tahun lah untuk jenjang master, sama aja kita numpang hidup di Korea.
Orang Indonesia banyak ya yang kuliah di Korea? Banyak bangets,
Kenapa? Banyak orang Indonesia yang pinter (betulll), banyak juga yang beruntung (betul), dan banyak juga yang nekat (lah kog gitu).

Kalau temen-temen pernah baca tentang apa aja beasiswa di Korea, pasti udah familiar sama istilah KGSP, Koica, Beasiswa dari kampus dan Beasiswa Professor. klik link disini ya untuk lebih jelasnya. Info di link itu, ialah dari Perpika nama dari PPI Korea. 

Paling banyak mahasiswa Indonesia di Korea adalah dapet beasiswa Professor karena yang paling gampang (honestly). Gampang ya? menurutku sih yang paling mudah dibanding dengan beasiswa lain, kita langsung mendaftar ke Prof-nya (jadi screening nya hanya Prof), kalau Prof udah OK dan mau menjamin kita selama kuliah, udah selesai, kita bisa lanjut kuliah di Korea.
hahahaha termasuk aku, Aku kuliah di Korea pakai beasiswa Professor. 

Beasiswa PROFESSOR
Setiap beasiswa pasti punya suka-duka nya, tapi kalau menurutku beasiswa Professor ini yang paling banyak Duka nya dibandingkan beasiswa yang lain. Aku akan meng-list fakta-fakta tentang beasiswa Professor yang perlu temen-temen ketahui, ceilehh hahhaha

Memilih Professor itu ibarat mengambil jarum dalam jerami.
Bisa dikatakan, tergantung keberuntungan kita, engga semua Professor di Korea baik dan engga semua Professor di Korea juga jahat. Namun, alangkah baiknya, kita sangat selektif dalam memilih Professor yang akan menjadi advisor kita nantinya dan yang pasti mau memberikan jaminan financial selama kita melanjutkan kuliah di Korea.
Lebih baiknya lagi, kalau kamu langsung mendengarkan testimoni atau pengalaman orang Indonesia yang sudah berada di Lab tersebut.

Contohnya: Aku dapet Professor yang super baik, engga pernah memaksa untuk melakukan hal-hal yang diluar study aku, atau memaksa mahasiswa stay di lab sampai beliau pulang, atau melakukan hal-hal yang curang seperti Professor yang lain, yang paling aku inget, Professorku pernah bilang gini, saya hanya ingin memfasilitasi mahasiwa saya untuk mendapatkan kualitas pendidikan dan reasearch yang baik dan akan bermanfaat untuk mahasiswa di jenjang yang lebih tinggi ketika sudah masuk di dunia pekerjaan, dan aku hanya bisa berkataa whoooo kerenn banget.

Karena kebanyakan temen yang juga kuliah di Korea, Professor mereka lebih ke "memperdayakan" daripada bersikap seperti guru yang sesungguhnya.
Ada beberapa kasus yang aku denger sendiri dan lihat (pengalaman orang lain sih):
- Engga boleh pulang sebelum si professornya pulang
- Jadi Babu di Lab,
- Si Prof nya semena-mena
- Tiba-tiba nyuruh pulang dan di cut beasiswa nya
- Kalau engga bermasalah sama Professor nya, bermasalah sama temen-temen di Labnya.
- Ada juga, yang ijazahnya di tahan sama si Prof
- Jadi paper maker
- Ada Prof yang banyak trik untuk bikin mahasiswanya kerja lebih
dll

Kalau menurutku sih, emang beasiswa Professor ini yang paling beresiko tinggi, jadi saat ingin mencoba beasiswa ini, diperlukan kesiapan mental, jiwa, pikiran, tujuan hidup yang jelas dan pastinya harus hati-hati nan selektif dalam memilih Professor.

Setiap kehidupan pasti membutuhkan pengorbanan dan usaha. Namun jangan sampai terlena dengan impian kuliah di Korea lalu jadi orang yang tidak realitis. Masih banyak jalan menuju keberhasilan, berusaha dulu mendapatkan kesempatan yang lebih baik.

Saran, jadikanlah beasiswa professor ini menjadi opsi terakhir dan pastikan Professornya benar-benar baik. Lebih baik, jika teman-teman sudah mendapatkan beasiswa dari LPDP atau KGSP (bisa dicek di blognya Inna --> ada kiat-kiatnya juga buat dapet beasiswa KGSP (http://innayk.com/).

Kalau Professornya baik, bahkan bisa ditambahin uang sakunya, kalau ikut ngerjain proyek lab. Enak kannnn, walaupun kalau dapet beasiswa luar dari Lab, kadang juga ada minus nya, misalnya tidak dianggap di Lab, acara-acara lab tidak diajak dll. Namun yang terpenting, finansial kamu engga akan tergoncang dan Professor tidak bisa tiba-tiba nyuruh kita pulang padahal belum selesai studynya.

hehhehhe

Jangan parno ya bacanya,
Intinya tetap hati-hati dan realistis.
Banyak jalan menuju Roma, kalau bisa naik Garuda Indonesia kenapa memilih pakai China Airlines kan.

Tetep semangat..
Makasih sudah baca tulisan ini,

16 comments:

  1. Blognya bagus, kak. Jadi bahan ilmu referensi materi presentasiku. Makasih ya kak... Benar-benar bermanfaat sekali...

    ReplyDelete
  2. Sama-sama, terimakasih sudah mampir di tulisan saya ^^

    ReplyDelete
  3. Jadi mau lanjut S2 hehe. Btw mba ambil jurusan apa di korea?

    ReplyDelete
  4. Mba kalau di korea ada ekstensi ga? Biar langsung S1 dari D3 ��

    ReplyDelete
  5. Wah asik makasih nambah ilmunya kak

    ReplyDelete
  6. Mau tanya mas. Utk KGSP toefl yg dipakai apakah harus IBT? PBT dan CBT bolehkah? Krn yg 2018 ini ITP sdh tdk diterima.

    ReplyDelete
  7. Wahh keren, lumayan buat wawasan kalo dpet beasiswa di korea.😁

    ReplyDelete
  8. Makasih banyak infonya kak.. Sukses selalu ya, semoga bisa nyusul ke korea ya kak..
    Mau tanya, kalau kerja parttime sepertinya ga bisa ya? Karena jadwal kuliahnya udah padet banget..

    ReplyDelete
  9. Kak mau tanya... Apa ada beasiswa ekstensi d3 ke s1 di korea?

    ReplyDelete
  10. jadi terinspirasi bgtt sama kak kusuma ini...aku yg awalnya berpikiran takut untuk kuliah di korea skrg malahan kpingin banget kuliah di korea

    ReplyDelete
  11. jadi terinspirasi bgtt sama kak kusuma ini...aku yg awalnya berpikiran takut untuk kuliah di korea skrg malahan kpingin banget kuliah di korea

    ReplyDelete
  12. Ka ada wa??
    Tulisanx keren, sgt menginspirasi

    ReplyDelete
  13. Makasih banyak kak atas info daln pengalaman kakak. Bismillah do'ain aku semoga dapet beasiswa buat kuliah di Korea...aamiin

    ReplyDelete

Total Pageviews

Followers