Wednesday, April 8, 2020

AKU DAN KOREA: HAMIL DAN MELAHIRKAN DI KOREA

Assalamualaikum teman2,

Setelah sharing singkat di story ujongbilla,
Ceileeehh...kalau kata mas Riezqa sok artis banget sih wi..
Hahhaha
Bukan sok artis, tapi emang istrinya suka ngemeng, hehhe
Dari komentar temen~temen banyak yang tertarik untuk baca pengalamanku selama hamil dan melahirkan di Korea.

Ceritanya dimulai dari mana yaaa,,,,hehhe
Apapun itu yang baik pasti datangnya di waktu yang terbaik, tidak ada alasan tidak bersyukur atas nikmat Allah dan takdir Allah. Benar begitu teman~teman?
Semoga teman~teman yang sedang berusaha untuk mendapatkan momongam dimudahkan, aamiin.
Kehamilanku ini adalah pengalaman hamil yang kedua setelah sempat keguguran setahun sebelumnya tepatnya Agustus 2018.





Ceritaku,
Jadi satu tahun setelah menikah > hamil > 8 minggu harus di kuret karena tidak ada detak jantung baby. Trauma? Kalau ditanya takut engga? pasti ada perasaan khawatir, kejadian yang sama akan terulang.
Jadi ceritanya waktu itu aku tiba-tiba sakit kaki, ada bengkak di bagian bawah jempol, dari sini baru diketahui kalau aku sedang hamil. Saat priksa di Dokter Specialis penyakit dalam, ini aku dianter sama boss ku saat priksa karena full bahasa korea hahha, dokternya tanya kemungkinan hamil tidak karena berhubungan dengan pemberian obat kan yaa.. Saat dateng, si Dokter juga bingung ini penyakit apa ya, disuruh cek asam urat, ternyata asam uratnya normal, lalu aku disuruh tes kehamilan dulu sebelum dikasih obat, dan Alhamdulillah disitu ketahuan kalau sedang hamil 5 minggu.
Namun karena kondisiku yang sedang hamil, si Dokter tidak berani ngasih aku obat apa-apa. Lalu aku pindah dokter lain di klinik KAIST ini bisa Bahasa Inggris, dan si Dokter juga engga tau aku sakit apa. Jadi kondisi kakiku tuh bengkak, kalau malem sakit banget sampai aku teriak-teriak, badanku panas dan tidak bisa buat jalan. haha Dokternya baca jurnal saat priksa aku karna sebingung itu dan kondisiku hamil jadi engga berani ngasih obat untuk penghilang rasa sakit. Lalu beliau ngasih rujukan ke dokter spesialis tulang. Duhh ku pikir makin engga nyambung, karna yang sakit bukan tulangnya. Kebetulan saat aku ke rs rujukan, dokter yang bersangkutan sudah selesai jadwal prakteknya jadinya engga jadi priksa di dokter tulang. 

Kalau kata temen Indonesia-ku di Korea yang kebetulan dokter, kemungkinan besar infeksi karena aku juga panas tinggi.
FYI, di Korea jarang banget yang namanya infeksi, mungkin hal itu yang bikin Dokter Korea bingung, nih orang sakit apa hahha
Kemungkinan besar keguguranku ini ada kaitannya dengan infeksi yang aku alami, karna saat hamil muda, panas tinggi bisa mempengaruhi proses pembentukan organ-organ baby. Dan yang pasti sudah Takdir Allah yang memang terbaik. ^^



Usaha
Karena proses kenal sampai nikah hanya 6 bulan, jadi selama kosong kurang lebih 2 tahun, kayak diberi kesempatan untuk pacaran halal dulu, hahhaa
Setelah aku resign dari kerjaan, aku lebih fokus untuk menyehatkan tubuh agar segera diberi momongan hehhe. Gimana tuh menyehatkan tubuh? hahha Jadi yang aku baca nih, biar lebih mudah "jadi", kita nya juga perlu lebih sehat alias banyak istirahat, olahraga dan kecukupan gizinya. Aku minum asam folat dan vitamin D, download kalender (flo) buat nandain kapan masa subur, record kapan menstruasi. Aplikasi ini menurutku sangat membantu apalagi yang mens nya tidak teratur.
Setelah hampir 3 bulan intake vitamin dan menjalani gaya hidup yang better dari sebelumnya, Alhamdulillah garis dua, hehhe
Untuk garis dua, entah berapa testpack yang dihambur~hamburkan hahha lebaii ya. Karna mensku engga teratur, jadinya sering banget ku pikir  hamil tapi ternyata belum. Saat habis test pack,  besoknya lalu mens. hahha seolah-olah mens nya nunggu test dulu hahha.

Sampai yang terakhir, saat ku bilang ke suami, mas kayaknya aku hamil deh, kenapa emang? Ku jawab, belum mens nih, ku beli testpack ya. Lalu dia komennya udah engga usah, daripada buang-buang uang percuma (pesimis dia).
Sampai akhirnya, suatu hari, penciumanku berubah jadi lebih sensitif. Aku sudah curiga, lalu aku tes sendiri saat suami masih keluar kota. Zenk zenk...Alhamdulillah positif hehhe
Lalu keesokan harinya aku ke obgyn, dan ternyata benar ada kantong kehamilan, perkiraan kehamilannya 5weeks. Di Korea selama trisemester pertama dan ketiga, kontrolnya tiap 2 minggu sekali, trisemester kedua tiap 1 bulan sekali dan diatas 37 weeks tiap minggu.

Apakah dikasih vitamin macem-macem..?
Engga, di Korea di trisemester pertama cukup intake asam folat. Setelah masuk 16weeks, baru tambah iron.
Karna aku merasa makananku engga begitu bergizi, hahha males masak lebih tepatnya.
Jadi aku minum vitamin folamil genio di awal kehamilan dan blackmores di pertengahan sampai sekarang menyusui.

Lalu saat aku tanya ke Obgyn, makanan apa yang perlu dihindari? Dan skincare apa aja yang engga boleh? Beliau menjawab tidak ada, makan aja engga papa asal tidak berlebihan.
Dalam hatiku wuahh asikkk, hahaha
Tapi aku filter sendiri apa yang masuk di darah si dedek, jaga banget makanan yang masuk adalah yang halal, aku masih minum kopi, soda aku stop, aku engga makan makanan yang bercangkang hampir sama sekali, selain itu aku masih makan hehhe

Hamil di Korea
Lalu gimana nih proses jalani kehamilannya?
Dibikin enjoy ajaa..engga bisa masak yaa nebeng makan di rumah temen.hahaha
Alhamdulillah, punya tetangga yang super baik, bu Citra dan temen perjuangan yang sama-sama sedang hamil "Aeni" dan bu Dhiah yang udah senior punya baby-baby gemas. hahha Alhamdulillah di kelilingi orang-orang baik jadi terasa mudah dan indah, menjalani kehamilan yang jauh dari keluarga dan jauh dari makanan-makanan yang dikangeni. hahha


Kurang "Enak~nya" hamil di Korea:
- Semua serba sendiri, apalagi kalau sedang engga bisa masak, hehhe
- Kalau kehamilannya ada something problem, language barrier sungguh sangat terasa alias komunikasi jadi masalah dan jatuhnya kita nya jadi kurang puas sama penjelasannya. makanya cari Dokter yang bahasa Inggrisnya oke adalah suatu kewajiban menurutku.

"Enak~nya" hamil di Korea:
- Kalau foreign (orang asing) hamil di Korea, dapet uang  dari pemerintah sebesar 500.000 won, sekarang  katanya naik jadi 600.000 won. Pemakaiannya bebas, bisa buat bayar rs saat control, biaya persalinan dan bisa buay beli perlengkapan baby.
- Di setiap public transportation disediakan tempat duduk prioritas
**tapi jangan terlalu berharap, beberapa kali aku naik bus, tempat duduknya di pakai orang lain yang engga hamil dan engga mau ngalah. 
- Jatuhnya akan lebih murah dibanding dengan Indonesia untuk biaya-biaya nya karena ter-cover sama National Health Insurance (NHI).

Di Korea, pemeriksaannya sangat details, kalau denger-denger dari temen yang pernah hamil di Indonesia engga selengkap ini dan kalau pun tes harganya akan mahal.
Di trisemester pertama, ada beberapa tes yaitu screening blood test yang mencakup basic test sampai HIV, hepatitis, Rubella dll. 

Lalu juga ada kromosom test, kromosom test ini ambil darahnya 2 kali di minggu yang berbeda. Kromosom test ini hanya beberapa cek kelainan kromosom yang sering terjadi seperti edward, down sindrome dan satu lagi ku lupa, maafkan. hehhe
Khusus untuk down sindrome, selain dari hasil tes darah juga dicek dari ketebalan tulang yang ada di kepala dan jarak apa gitu, hahha duh maafkan ya kurang lengkap penjelasannya. 

Selama hamil, aku ada 2 vaksin yaitu vaksin influenza sama vaksin disentri. Untuk vaksin influenza biasanya dianjurkan saat masuk bulan September-November baik anak-anak walaupun dewasa.

Saat di trisemenster 1, hasil tes urinku ternyata ada ISK dengan pengecekan ulang sampai 2 kali. Awalnya aku was-was juga karna baca-baca ISK selama hamil bukan hal yang bagus. Namun dokternya sangat menenangkan dan segera diobati, pengobatannya dengan mengkonsumsi antibiotik. Alhamdulillah setelah minum antibiotik, ISK ku dapat sembuh.

Di trisemester kedua, kalau di rs yang aku pilih ini ada pengecekan seluruh bagian tubuh dengan ultrasonografi level 2, yang aku baca ini bisa digunakan sebagai pengganti USG 3D atau 4D. Tujuannya cek kelengkapan, kayak jumlah jari, jumlah bilik jantung, jumlah ruas tulang belakang, dll. Ada juga tes urin dan tes gula darah di trisemester ini.
Lalu saat masuk usia 35 weeks, akan ada pengecekan darah dan urin lagi, cek kontraksi dan detak jantung plus di rontgen bagian perut nya. Ini untuk melihat kesiapan ibu dan baby yang mau lahir.
Yang menarik, saat aku tanya, dokter, ini perlu ambil USG 3D atau 4D lagi? beliau menjawab engga perlu karna USG 3D hanya untuk melihat wajah debay nya aja lebih jelas. Karna kelengkapan anggota tubuh nya udah di cek sebelumnya di Ultrasonografi level 2.
Makin seneng sama dokternya, fair gitu, engga yang bikin pasiennya ngeluarin uang untuk yang kurang perlu. Jadi menurutku penting dan wajib banget cari dokter yang begini juga di Indonesia, hhehhe

Kenaikan berat badan selama kehamilanku engga merata, di awal kehamilan, kenaikannya masih bisa terkontrol, tapi saat masuk trisemester terakhir, kayak yang tiba-tiba gitu menggendats banget. Padahal yang ku rasakan aku nya biasa saja makannya, hahha mungkin hanya perasaanku saja, kenyataannya dobel-dobel makannya hahaha.
Jadi penambahan berat nya lari ke Ibunya engga ke dedeknya, jadi Dokter Yun menyarankan untuk diet tinggi protein, makannya lebih banyak daging-dagingan, mengurangi karbo dan yang manis-manis. Hasilnya lebih oke, dedeknya lebih bagus kenaikannya tapi ibu nya juga udah terlanjur menggendats. Total kenaikan berat badanku adalah 18kg hahhaha.

Lalu pengecekan terakhir adalah di trisemester akhir, di usia 35 weeks, kayak ada pemeriksaan kesiapan melahirkan gitu, aku agak lupa-lupa ingat, apa aja yang dites exactly hahha meliputi tes darah untuk screening pengentalan darah, hb dll, tes urin, rontgen posisi bayi, cek detak jantung baby dan kontraksi, cek vagina juga kayaknya.


Melahirkan di Korea

Dari usia kehamilan 35 weeks, dokter sudah menyarankan untuk makin aktif bergerak atau olahraga ringan seperti banyak jalan, naik turun tangga dan olahraga ringan lainnya.
Karna disana kebanyakan jalan, sejatinya mungkin sudah sangat membantu. hehhe Sebelum hamil, aku sering naik sepeda kemana-mana, namun semenjak positif, aku memilih jalan kaki dan naik kendaraan umum.

Saat kontrol terakhir, Dr. Yun udah jelasin, yang paling urgent dateng ke rs adalah kontraksi intens dengan interval 5 menit atau saat ada cairan ketuban yang keluar. Kalau lendir darah keluar, engga perlu langsung ke rs karna itu bukan tanda langsung akan melahirkan dan dikasih list apa aja yang perlu dibawa. Karna anak pertama jadi intervalnya 5 menit aja, kalau anak ke 2 dan seterusnya interval 10 menit sudah perlu dibawa ke rs. hehhehe

Jadi memang dari awal, aku pinginnya jangan sampai 40 weeks karna makin besar baby kupikir makin sulit untuk melahirkan hahha
jadi saat dokter udah ngasih saran gitu dan meng-encourage bahwasannya lahiran di usia 37 weeks it's ok, jadilah aku makin rajin olahraga dan berusaha buat baby turun kepanggul.



Aku melahirkan di usia kandungan 38 weeks 4 days,
Sebelum ku mules-mules, aku melakukan power walking, aku juga kebetulan baca-baca, kalau hanya jalan santai engga ngefek biar baby lekas lahir. Power walking ini jalan cepat gitu, jadi ada tenaganya saat jalan. hahhaha
Setelah power walking, aku makan buah kiwi, pisang, sama apa yaa satunya hahhaha kan katanya tropical fruit juga bisa merangsang kontraksi.

Malemnya sekitar jam 1, aku udah mulai mules-mules tuh, tapi intervalnya masih 1 jam'an, aku mikirnya wahh ini mungkin kontraksi palsu. Ini aku masih bisa tidur, hahaha dasar kebo yaa..
Lalu makin intens sakitnya sampai pagi, tapi masih engga yakin juga, maklum ya belum berpengalaman. Lalu aku downlowd aplikasi kontraksi yang buat record jadi ketahuan durasi dan intervalnya. lalu jam 8 pagi aku bilang ke mas Riezqa, yuks mas yuks ke RS, hahha dianya juga galau, karna dia harus ijin ke kantor juga, terus dia bilang gini, wik kalau nanti ke rs engga jadi lahiran awas lhoo...hahaha
Lalu akhirnya kita sepakat jalan ke rs jam 9~an pagi, sebelum berangkat aku makan dulu, main gymball, mandi dulu hahhaha. Saat di taksi udah yang sakittttt lalu ilang, sakiiiiitt lalu ilang yang makin intens.

Masuk ke ruang dokter jam 10 pagi dicek ternyata udah bukaan 4, jadi langsung ke ruang bersalin, disitu aku udah dijelasin nanti akan di kasih beberapa obat lewat infus salah satunya obatnya adalah yang bersifat induksi dengan dosis yang paling rendah untuk membantu mempercepat proses persalinan. Kalau dari cerita temen yang melahirkan di rs lain, standard rs beda-beda kayaknya untuk masalah induksi ini. Lalu saat di ruang bersalin, susternya ngasih beberapa dokumen yang perlu diisi contohnya pilihan mau pakai epidural engga, dll. Aku memutuskan untuk tidak menggunakan epidural, gaiaaaa yaa, kalau tau sakit gini, aku pakai aja yaaa, pikirku, hahhaha.

Lalu aku diberi obat untuk kebelakang juga, hahha setelahnya aku engga boleh makan apapun selain minum. Tapi selama proses pembukaan, aku makan permen untuk nambah energi dan menghilangkan rasa nerves yang sejatinya permen-pun tak boleh. hehhe
Selama proses menunggu pembukaan, aku jalan-jalan di dalam ruangan bersalin, berdiri jongkok dan mencoba mengatur nafas. Setelah pembukaan 6, aku disuruh tiduran karna mau dipasang alat deteksi kontraksi dan cek detak jantung janin.
Selama proses pembukaan 6 ke 9 terasa sangat lama, hahhaha, salah satu cara diriku mengalihkan rasa sakit dengan baca Al Fatiah berusaha baca dengan panjang pendek yang benar dan berusaha senyum dibawa happy. hahahha Walaupun ada saatnya terasa begitu sakit, dan aku merengek,,,sakit banget mas, hahhaha lalu Mas Riezqa selalu menyemangati Dewi kuat yaaaa, kamu pasti bisa.. hahha

Sebelumnya, aku udah breafing dulu sama mas Riezqa, tugas dia apa aja, apa yang harus dia lakukan di kala aku kontraksi, butuh dukungan, kesakitan dan disaat mengejan. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar, mas Riezqa menjalani perannya dengan baik.
Aku pribadi sangat bersyukur diberikan kesempatan berjuang berdua dengan mas Riezqa dari hamil, melahirkan hingga merawat Keihan di awal 2 bulannya. Bener-bener merasakan team work, nangis ditinggal kerja mas Riezqa setelah pulang dari RS, hahaha

Lanjut cerita lahiran yaaa, setelah masuk pembukaan 9, aku udah engga kuat pingin buat ngenjan, udah banget berasa pingin poop. Ayoo mas panggil susternya, aku udah engga kuat pingin ngeluarin nih hahhha. Lalu susternya dateng, dengan sabar ngasih aba-aba dan penjelasan singkat gimana posisi tangan dan kaki, kapan aku harus mengenjan dan relax. hahhaha saking nerves nya, aku sampai lupa gimana mengenjan, tanganku sering salah pegang kakinya hahhaha kalau diinget-inget lucu jugaa yaaa...Dan mas Riezqa tetep setia jadi supporter...
Ayooo wi,,,dikit lagi, udah kelihatan kepalanya...ayoo kamu pasti bisa.... ^^

Entah berapa kali aku mencoba untuk mengenjan maju mundur cantik, hingga kepala Keihan jadi panjang hahhah maafkan Ibu-mu ini yaaa Keihan,
Saat aku mulai kelelahan, air ketubanku pecah secara alami, suster selalu memberikan aku semangat, good job Dewi dan terasa begitu hangat dan semangat lagi, saat mengenjan aku berkali-kali mengeluarkan suara yang membuat mengenjanku engga kuat tenaganya. Susternya sabar banget ngasih tau, jangan bersuara ya, ayoo kita coba lagi, hahhaha
Lalu suster telp dokter Yun kalau aku sudah mau melahirkan, lalu dr Yun dateng bersama beberapa suster lain dan bawa perlengkapan lengkap. Tirainya lalu ditutup, mas Riezqa berada di balik tirai, hahha lalu dr. Yun melakukan episotomi (ini wajib di rs tempatku melahirkan), lalu Keihan lahir pada pukul 14.45 WKS. Lalu Keihan diletakkan di atas perutku lalu mas Riezqa yang memotong tali pusarnya, karna tidak diperbolehkan IMD, Keihan hanya didekatkan bentar di atas dadaku, dan sedikit mengalihkan rasa sakit jahitan hahhaha. Aku kira udah selesai perjuangannya setelah Keihan lahir, ternyata proses dijahit juga tidak kalah butuh hmmmmm I'm Ok.

Setelah itu, Keihan dibawa untuk dibersihkan dan dites standar setelah lahir. Alhamdulillah semua normal, selain tes standar aku juga pilih pilihan tes kromosom setelah lahir. Lalu aku disuruh istirahat sambil menunggu kamar ready. Selama menunggu sekitar 1 jam, aku masih dusuruh tiduran, sambil dites suhu badan, tekanan darah dan dicek apakah rahimku udah mulai kontraksi kembali ke bentuk semula dan mengeluarkan sisa-sisa gumpalan darah yang ada di rahim.
Lalu setelah kamar siap, aku pindah ke kamar inap pakai kursi roda, sedangkan Keihan ada di ruang baby. Untuk mengambil baby, cukup kita telp dulu, lalu baby akan disiapkan dan boleh di bawa ke kamar kita. Sejatinya ada pilihan room in atau baby pisah di ruang baby. Karna aku belum ada yang ngasih tau, masalah ini, jadi agak cengong juga sih, bawa perlengkapannya engga lengkap, endingnya Keihan di bawa ke kamar dulu, lalu saat udah jam 11 malem dikembalikan ke ruang baby. ahhh rasanyaaaaaa sesuatu sekali, si baby kecil akhirnya ketemu. Total stay di RS adalah 3 hari 2 malem, selama di RS aku diperiksa jahitan dan USG rahim 2 kali. Lalu disuruh cek lagi 1 minggu dan 1 bulan setelah tanggal lahiran.


Ternyata drama masih berlanjut, setelah melahirkan, ASI-ku belum keluar. hahhaha agak sedih, galau dan bingung sih, kenapa ini...Kami sudah prepare susu formula sebelum melahirkan, karna sangat sedikit pilihan susu formula yang muslim friendly jadi engga tiap toko tersedia. Sejatinya di awal kami mau bener-bener full ASI, namun saat bilang gitu ke Dr. Yun, beliau sedikit kurang setuju gitu sih, ya udah lahh, siap-siap aja kita. hahha Jadi di awal-awal kehidupan Keihan dia minum sufor dan tetep aku berusaha Direct breast feeding (DBF) untuk merangsang asi, selain itu aku minum mamabears, makan rumput laut, dll. Selain itu aku juga berusaha memompa, untuk merangsang si Asi ini. Semua usaha yang dilakukan, Alhamdulillah berbuah hasil, setelah 4 hari tepatnya setelah pulang dari RS, Asiku udah lancar dan Keihan sudah engga di mix dengan sufor.

Biaya
Seperti yang udah aku mention diatas, untuk foreign yang hamil di Korea mendapatkan fasilitas bantuan biaya sebesar 500.000 won yang katanya sekarang  udah naik jadi 600.000 won. Bantuan ini dari pemerintah, caranya dengan membawa surat keterangan hamil dari klinik dan dibawa ke bank dan nanti langsung dapat atm dengan isi uang 500.000 won. Untuk pemakaiannya bebas, bisa buat bayar rs saat control, biaya persalinan dan bisa buat beli perlengkapan baby.

Untuk kontrol rutin, cukup sering, selama trisemester pertama setiap 2 minggu, naik ke trisemester kedua setiap 1 bulan sampai mendekati kelahiran masuk ke weeks ke 35 menjadi 1 minggu sekali. Walaupun di dalam pengalamanku, biasanya ngikutin saran dokternya, nanti beliau yang menentukan, kadang engga sesuai standarnya. hahha
Untuk biaya sekali kontrol, beda-beda tergantung tindakan dan jadwalnya untuk tes tidak. Selama kontrol kehamilan dari weeks 8 sampai melahirkan, semua uang di mom's card (500.000) habis. Ini hanya untuk kontrol ya, diluar beli vitamin, vitamin aku beli sendiri.
Untuk biaya kontrol setelah melahirkan, aku pakai uang sendiri.



Untuk biaya melahirkan, total aku hanya membayar 390.000 won dengan catatan engga pakai epidural, kelas kamarnya yang biasa. Kalau dihitung-hitung murah banget yaa, kenapa? karena tercover dengan National Health Insurance (NHI), bpjsnya Korea.

Tapi kita juga perlu membayar iuran NHI ini setiap bulannya, tipe pembayarannya adalah flat 1 keluarga, jadi jumlah keluarganya berapapun bayarnya tetap sama. Untuk jumlah iurannya, aku kurang tau, karna selalu di bayarin perusahaan, dari aku mulai kerja sampai yang kerja mas Riezqa. Kalau denger-denger dari temen yang bayar sendiri, awalnya sekitar 50.000 won per bulan untuk yang statusnya mahasiswa (denger2 ini murah karena ada subsidi dari pemerintah). Namun kabar terbaru subsidinya dicabut jadi bayarnya cukup tinggi sekitar 100.000 won.

Terimakasih banyak udah baca cerita bu Dewi,
^^






No comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Followers